Selasa, 19 Agustus 2014

Cahaya Keikhlasan

Entah Cahaya siapa yang kuikuti telah membuka mataku. Cahaya keikhlasan yang membuat manusia tegar dan tetap berdiri seperti karang di lautan yang tak pernah runtuh diterjang deburan ombak kuat. Ikhlas tak hanya berdiri sendiri karna ada sabar yang mengiringi keihklasan. Ikhlas dan sabar, merupakan dua sejoli yang tak kan pernah berhenti bersemayam di hati para hamba-hambaNya yang kuat dalam menghadapi setiap cobaan keimanan.
Malam itu aku berdiri di depan kost dosenku, dosen yang kukenal sabar seperti alm.ayahku. aku berharap beliau bisa membantuku. satu jam dua jam tiga jam hingga lima jam aku berdiri di depan kost dosenku tapi ternyata dosenku masih belum keluar juga ternya beliau mengajar hingga larut malam. Aku menangis. Bukan karena aku lelah menunggu beliau tapi karena kecewa. Aku tidak dapat pinjaman uang darinya karena aku tidak menemuinya, padahal aku tahu beliau selalu membantu muridnya. Malam itu aku ditagih hutang oleh teman sekamarku. kondisiku aku tidak memiliki sepeser uang pun waktu itu, lapar pun aku tahan hari itu. temanku menagih hutang padaku padahal dia tahu kondisiku saat itu, dia berkata dia malas untuk mengambil uang di ATM. Aku tahu dia memang sedang marah padaku. Aku bilang sebentar, lalu aku pergi keluar kost sambil menangis dan menahan lapar. Saat itu aku mengatakan pada diriku sendiri "Aku tidak akan menyusahkan orang lain dengan membantuku selama aku masih bisa mengerjakannya sendiri". 
Aku berjalan tak tahu arah mencari uang, lalu aku terpikir oleh satu dosenku itu. namun ternyata aku tak bertemu dengan beliau. 

Bersambung....